Suhu togel liong apat
Lebih baik menyalakan sebatang lilin daripada ikut memaki kegelapan.
Semua materi weblog ini beranjak dari sebuah filosofi sederhanya yaitu: "Lebih baik menyalakan sebatang lilin daripada memaki kegelapan."

Apa maksud dan mengapa saya menyukainya?

Mari andaikan kita semua sedang tersesat dan berada di sebuah gua yang gelap. Mungkin terlalu berlebihan jika saya berkata kita semua berada di tempat yang gelap. Namanya juga berandai-andai. Beruntunglah anda jika tidak berada di gua yang gelap seperti misalnya orang tua anda sudah kaya raya atau anda lahir dari sebuah keluarga yang berkecukupan. Entah itu orang tua anda kaya raya dari hasil bekerja keras dengan jujur, manipulasi sesama, korupsi atau hal-hal buruk lainnya. Itu yang harus anda renungkan sendiri, Kawan!

Seumpama kita sekarang berada di gua yang sangat gelap, tidak ada penerangan sama sekali, apa yang harus kita lakukan? Sementara kita sedemikian banyak dan jika dalam waktu yang singkat tidak bisa keluar atau menemukan jalan keluarnya, percayalah kita semua akan tewas karena kekurangan oksigen. Semakin kita bergerak cepat atau membuat gaduh maka semakin cepat oksigen habis karena tidak akan cukup buat paru-paru kita.

Tidak ada penerangan sama sekali. Bagaimana kita bisa keluar secara selamat? Apa yang bisa dilakukan? Apakah harus menunggu pertolongan datang? Kepada siapakah kita harus berharap dan meminta tolong? Yakinkah kita bahwa pertolongan pasti datang, tidak terlambat? Lewat doa? Akh... berdoa memang baik untuk ketenangan jiwa tetapi apakah Tuhan bisa melakukan sesuatu tanpa melalui tangan manusia kecuali menurunkan hujan dan menerbitkan matahari? Anda pasti sedang berbasa-basi dengan saya jika berkata bahwa Tuhan masih menjawab doa. Saya sudah bosan dengan ceramah agama apalagi ajaran yang mengatakan bahwa membunuh manusia (baca: ngebom) bisa membawa kita ke surga. Sederhana saja: jika ada Tuhan yang  menyuruh kita saling membunuh, lalu apakah Iblis yang menyuruh kita saling mengasihi? Jika ngebom mati orang jaminan masuk surga, betapa mudahnya jalan ke surga?

Lalu kepada siapakah kita harus berharap? Taruhlah ada manusia yang bisa diharapkan, apakah dia benar-benar akan datang menolong dan mau menolong kita? Itu dua pertanyaan! Satu saja susah menjawabnya apalagi harus dua-duanya? Kalaupun ada orang yang begitu baik di dalam dunia ini sementara ada ribuan bahkan jutaan manusia yang  harus ditolong, apakah orang itu sanggup? Masih ingat Titanic, Tampomas, Adam Air, Air Asia, Lion Air, Bom Bali, dll? Ada begitu banyak penderitaan dalam hidup ini yang tidak mungkin bisa dijelaskan secara akal sehat. Ada yang bilang takdir atau hari sial. Jangan bercanda! Apakah takdir dan hari sial bisa berlaku sama di hari, jam dan detik yang sama untuk ratusan orang atau ribuan orang yang berbeda latar belakang, zodiak, shio, marga, golongan darah, posisi tahi lalat, hari lahir, jam lahir, weton, cara berpikir, jenis kelamin, usia, gen, dsb? Dari yang paling uzur hingga balita yang baru lahir? Takdir, kebodohan, kemiskinan, ketidakpedulian, ketidaktegasan pemerintah sebagai regulator, pekerjaan setan atau apa? Apa anda yakin bahwa pemilik bisnis dari maskapai-maskapai tersebut masuk surga sementara banyak orang meninggal karena praktek bisnis mereka? Apakah anda yakin bahwa pelaku teror (teroris) yang ngebom ratusan nyawa tak berdosa dan tak tahu apa-apanya masuk surga dan keluarga anak cucu cicitnya selanjutnya akan hidup dengan mulus di dunia fana ini? Mari kita lihat bersama-sama nanti setelah meninggal.

Bersabar memang penting. Tuhan sayang kepada orang sabar, tetapi sampai kapan? Satu jam, dua bulan, 3 tahun, 10 tahun atau sampai maut menjemput? Apakah orang baik harus mati tragis, demikian juga dengan anak cucu orang baik itu? Menurut saya sungguh konyol. Jika kehidupan orang baik selalu berakhir dengan kematian dan kecelakaan, percuma kita menjadi orang baik. Percuma kita mendidik anak cucu kita menjadi orang baik, berlaku sopan, menghormati hak orang lain, mentaati aturan main dan berjiwa sportif. Apakah orang baik pada akhirnya harus menjadi bajingan bahkan lebih bajingan dari mereka-mereka? Siapa takut? Apakah kita harus menciptakan teroris atau menjadi teroris yang jauh lebih teroris dari teroris yang ada? Semoga kesabaran hati manusia baik bisa menemukan jalan keluarnya dan tidak perlu menjadi bajingan apalagi hanya karena urusan perut, makan minum, pakaian dan tempat berteduh.

Semua Orang Bisa Memaki Tanpa Memberikan Solusi

Paling gampang menyalahkan orang lain. Namun jarang ada yang berpikir setingkat Konfusius,

"Orang yang bisa melihat kejelekan pada apa-apa yang disukainya, serta bisa melihat kebaikan pada apa-apa yang tidak disukainya, jarang sekali kita dapatkan orang seperti ini."

Lebih mudah berkeluh kesah, menipu, menghasut, merampok, memanipulasi, dsb. Sebab memang tinggal rampok dan tidak perlu mengumpulkan. Jika umpama saya sama seperti orang-orang yang selalu memaki, menyalahkan orang, berkeluh kesah, merampok, lalu apa bedanya dengan mereka? Karena itulah saya lebih suka menyalakan sebatang lilin daripada memaki kegelapan. Meski lilin itu hanya akan bertahan sekian jam saja. Minimal saya membagikan sesuatu yang menurut saya bermanfaat. Bukan lampu besar dengan genset silent yang bisa menerangi satu kampung. Tidak! Hanya sebatang lilin!

Take action! Itulah yang saya coba lakukan dengan weblog sederhana ini. Saya hanya ingin membagikan ilmu pengetahuan, buah pemikiran, cara berpikir, ide yang siapa tahu barangkali berguna bagi seseorang, bagi mereka yang bergumul dan memang membutuhkan meski bukan bagi semua orang. Dan kebetulan itu ada dalam dunia togel, taruhan bola, judi, dsb. Makanya saya anggap ini panggilan hidup di jalan yang amat terjal. Lebih mudah memilih menulis, bercerita atau berpidato hal-hal lainnya daripada bicara togel, taruhan, judi di mana semua orang bilang tidak baik, haram, dosa, judi, bahaya, goblok, bodoh, pengangguran, bakalan miskin, permainan orang tolol, dsb. Benar-benar gelap dan saya tidak tahu apakah lilin ini akan bersinar lalu menyala di banyak tempat. Atau mungkin segera padam ditiup angin malam.

Entah orang itu ingin main togel, ingin judi bola, ingin hidup suci, ingin jadi malaikat, ingin jadi patung atau bahkan ingin jadi setan, tentu bukanlah urusan saya. Saya di sini hanya mencoba membagikan sebuah hasil pergumulan otak manusia yang menurut saya logis dan masuk akal. Anda tidak diharuskan membaca apalagi menjadi ketagihan di sini jika tidak setuju. Saya tidak menyuruh bahkan mengemis-ngemis kepada anda untuk membacanya. Lalu saya dianggap hebat dan dijadikan idola. Jangan pernah! Jika tidak berguna silakan tutup dan tinggalkan saja. Tidak ada paksaan sama sekali. Saya sudah cukup muak melihat banyak orang hanya bisa berbicara. Lalu ketika tetangga, saudara kita hidup menderita, napas ngos-ngosan tinggal menunggu apakah akan hidup atau mati karena sakit, apa yang bisa kita lakukan? Paling mudah berdoa bukan? Lalu si pasien atau orang terkasih tersebut "pergi" seiring kata "amin" di akhir bait doa yang sangat bagus yang kita ucapkan. Puas? Apakah kita masih cukup yakin bakalan masuk surga dengan pola-pola hidup seperti ini di mana membiarkan orang sakit mati karena miskin? Anda jawab sendiri! Sebab pikiran saya mengatakan ada sebuah keraguan. Jika kita tidak bisa mengasihi manusia yang jelas-jelas kelihatan di depan mata kita, bagaimana kita bisa mengatakan kita bakalan mengasihi Tuhan yang tidak kelihatan?

Saya bukan motivator, pendeta, ustadz, biksu, bikuni, pastor, politikus, alim ulama! Saya orang berdosa! Saya sama seperti anda hanya manusia yang mencoba membagikan sebuah akal sehat untuk menyiasati kegelapan hidup ini. Saya hanya ingin menyalakan sebatang lilin. Itu saja! Semoga lilin ini bisa menyala dan bertahan lama dan kalaupun padam suatu hari karena usia atau apapun itu, lilin ini sudah menyala di tempat-tempat lainnya. Semoga!

Kalau akhirnya padam dan kegelapan itu datang, biarlah gelap akan selalu menjadi gelap!